Senin, 21 September 2009

Korban Mulai Berjatuhan

Ribuan Pemudik Melintas di Jalur Pantura
PATROL
-Pada H-7 Lebaran, Rabu (24/9), arus mudik semakin mengalir di jalur pantura Indramayu. Selepas waktu sahur dan setelah magrib, pemudik yang menggunakan roda dua (R2) maupun roda empat (R4) jumlahnya diperkirakan sudah mencapai ribuan. Seiring dengan kepadatan arus mudik, peristiwa kecelakaan lalu lintas (laka lantas) kerap terjadi. Meskipun tidak sampai merenggut korban jiwa, namun insiden yang terjadi, menandakan jalur pantura memang pantas disebut sebagai jalur tengkorak.
Kemarin pagi sekitar pukul 07.30, dua pemudik terluka, setelah dua sepeda motor yang mereka kendarai bersenggolan di jalur utara depan Terminal Patrol. Beruntung, kedua korban langsung ditolong warga yang kebetulan sedang menunggu angkutan umum. Meski keduanya selamat, namun sepeda motor masing-masing mengalami kerusakan cukup parah.
Kejadian itu tidak sampai mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Sebab petugas kepolisian langsung terjun mengamankan arus kendaraan. Nasib nahas juga dialami pengendara sepeda motor bernama Andri (20), pelayan RM Abah Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur. Andri mengalami kritis setelah sepeda motornya menabrak belakang body truk pengangkut sapi yang melintas ke arah Jakarta di jalur pantura Kalimenir.
Korban yang terluka parah kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang. Sedangkan pengemudi truk diamankan pihak kepolisian. Sementara itu dari pengamatan koran ini, lalu lintas di jalur pantura lebih padat dibanding hari sebelumnya. Gerombolan pemudik yang menggunakan R2 melintasi jalan secara berkelompok. Satu kelompok rata-rata beranggotakan 5-10 sepeda motor.
Sedangkan pemudik dengan mobil pribadi juga terbilang banyak. Dalam semenit bisa mencapai 10-20 mobil yang masuk dari jembatan Sewo, perbatasan Kabupaten Subang dan Indramayu.
Sedangkan pantauan di kawasan Widasari, Jatibarang hingga Kertasemaya, volume kendaraan pemudik mengalami lonjakan.
Diperkirakan, mereka adalah pemudik yang memilih untuk pulang lebih awal guna menghindari kemacetan panjang. “Saya memilih mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan parang mendekati hari H Lebaran,” kata Warto (48) pemudik tujuan Tegal saat berbincang di sebuah tempat peristirahatan di SPBU Jatibarang.
Sementara itu, situasi di Stasiun Besar Jatibarang juga belum menunjukkan jumlah pemudik secara signifikan bahkan jumlah penumpang yang melakukan turun naik kereta api di stasiun tersebut masih terlihat seperti biasanya alias lengang. Hanya saja kesibukan yang ada di areal halaman parker yang padat, didominasi kendaraan para pedagang pakaian yang menjajakan barang dagangannya di pasar Jatibarang.
Sementara itu, petugas pengamanan, penjagaan dan pengaturan arus mudik Lebaran sudah menempati posnya masing-masing sejak Selasa (23/9) malam. Penelusuran di sepanjang jalur pantura Indramayu bagian timur, ada dua titik median pembuka putar arah. Yakni di perempatan Desa Bangkaloa Ilir, Kecamatan Widasari dan di Desa Pilangsari Jatibarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar