Selasa, 19 Januari 2010

BREAK WATER JEBOL

Indramayu, Talud pemecah gelombang (breakwater) di sepanjang pesisir pantai utara laut Jawa Kecamatan Kandanghaur, jebol dihantam ombak. Ambrolnya bangunan penahan terjangan air laut di sejumlah titik tersebut, disebabkan karena tidak kuat menahan gempuran gelombang pasang yang makin mengganas sejak beberapa hari terakhir.

***

KERUSAKAN breakwater secara jelas terlihat di beberapa lokasi. Antara lain di blok Kalimenir, blok Kebon dan kawasan wisata bahari Lemahabang Desa Eretan Kulon. Pondasi breakwater yang tersusun dari batu-batu besar tampak porak poranda.
Bahkan, pantauan Radar di Blok Kalimenir tepatnya disamping sebelah barat RM Abah, limpasan air laut membanjiri kawasan tambak pembenihan benur (udang kecil). Petani benur setempat mengaku rugi puluhan juta rupiah akibat tambak benurnya kebanjiran air laut yang masuk lewat celah breakwater yang jebol.
Warga setempat, Sajidin (37) menuturkan, tiga hari terakhir ketinggian ombak mencapai 3 meter disertai tiupan angin kencang. Biasanya, gelombang pasang mulai mengganas pukul 06.00 hingga menjelang tengah hari.
"Areal tambak benur dan lahan penggaraman di sini tenggelam semua. Kalau sudah agak siang, airnya surut balik lagi ke laut," ujarnya, Kamis (14/1).
Dia menenggarai, jebolnya baro (istilah warga menyebut breakwater) juga disebabkan karena usianya yang sudah tua. Sepengetahuannya, baro yang ada di pesisir pantai Eretan sudah berumur 15 tahun. Sepanjang waktu itu, baru beberapa kali dilakukan perbaikan.
"Terakhir tahun kemarin pada saat pemukiman di sini terkena banjir rob. Tapi sekarang sudah mulai rusak lagi," kata bapak dua orang anak ini.
Idah (54), petani benur menambahkan, jebolnya baro membuat aktivitas jual beli benur kerap terhenti. Terutama saat terjadi musim baratan. Pasalnya, ketika ombak laut masuk benih udang ikut terseret arus. "Petani benur sering rugi. Apalagi kalau ombak tingginya disertai hujan deras. Benih udang hilang semua dibawa air," terangnya. (kho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar